Senin, 16 Maret 2015

Realitas Kuantum



Termodinamika Zona Nyaman

Segala sistem dapat dipersepsi sebagai sistem termodinamika karena hidup ini adalah tentang energi. Segala kedamaian atau peperangan adalah selalu tentang energi. Ini berlaku untuk segala semesta, mulai dari dunia, bangsa-bangsa, suku-suku, organisasi-organisasi, keluarga-keluarga, sampai pribadi-pribadi.
Negeri ini adalah sebuah sistem termodinamika. Ketika segalanya berlangsung sesuai harapan dan berada dalam batas toleransi, kita akan cenderung nyaman di dalamnya. Saat tekanan dan suhu di dalamnya bergeser melewati ambang batas, terjadilah ledakan-ledakan yang sangat merugikan karena meruntuhkan tembok zona nyaman. Kestabilan sistem terdifusi ke dalam lautan kemungkinan yang tak pasti.
Peristiwa 1998 adalah contohnya. Kasus demo BBM belakangan adalah gejala yang sama. Maka, sekedar mengalihkan perhatian adalah sama dengan memindahkan pusat titik tekan dan suhu kritis ke sudut-sudut di dalam sistem. Paradoks-nya, pengalihan semacam ini cenderung mencari titik terlemah di tembok pertahanan terakhir dari sistem.
Begitulah sungguh tak produktifnya pengalihan perhatian yang semata-mata reaktif. Cepat atau lambat pergeseran itu akan menemukan lubang dan menciptakan kebocoran. Atau, bahkan meledak dan membumihanguskan.
Padahal, kita tahu sebagian pemimpin bangsa ini adalah para ilmuwan. Kita berharap mereka mau kembali menggunakan apa yang telah mereka pelajari. Tidak mudah, tapi mengerti persoalan adalah setengah dari jawaban. Dan kita, masih sungguh berharap bahwa mereka bukan orang sembarangan melainkan anak-anak bangsa yang istimewa.
Zona nyaman adalah sebuah sistem termodinamika. Kita boleh memilih apakah kita berkecenderungan selalu membangun segala sesuatu dari awal lagi sebagai ongkos dari ledakan-ledakan yang tak terkendali dengan biaya yang tak tertanggungkan, atau kita ingin meluaskan zona nyaman itu dalam cara yang konstruktif.
Pilih mana, zona nyaman kita diruntuhkan oleh tekanan dan suhu yang tinggi hingga hancur berkeping-keping rata dengan tanah, atau kita secara sadar melakukan pertukaran energi positif di dalam sistem dan dengan lingkungan di luar sistem? Itu tidak sama artinya dengan perbudakan oleh orang lain atau oleh bangsa lain. Apa yang kita perlukan adalah memfasilitasi pembangkitan kemampuan dari dalam. Jika suatu saat itu semua memang harus meledak, kita akan menyebutnya sebagai ekspansi zona nyaman. Negeri dan bangsa di sekitar kita telah melakukannya.
Bahwa potensi-potensi itu tak jua muncul ke permukaan menjadi bentuk-bentuk realitas kehidupan, hal itu hanya terjadi karena kita sendirilah yang merantai kehidupan dengan membangun konflik di dalam sistem atau dengan ilusi mempromosikan kebebasan dan kemerdekaan.
Cermatilah dan perhatikan bagaimana bangsa ini mengalokasikan energinya. Setiap hari, kita mengongkosi dan membiayai segala hal yang tak memberdayakan atas nama koreksi dan perbaikan yang tak kunjung selesai dan justru mengakibatkan penampakan bangsa ini menjadi compang-camping. Dalam bahasa NLP, kita selalu men-chunk-down dan nyaris lupa men-chunk-up. Kita sibuk melakukan meta model demi mengklarifikasi tapi kita lupa akan outcome tentang kesejahteraan bangsa ini.
Itu sebabnya sudah sepantasnya setiap kita melakukan hijrah dengan menjauhkan diri dari segala fenomena penghamburan energi, dengan mengisolasi diri dan menyuntikkan energi ke dalam segala upaya untuk memberdayakan dan mengembangkan diri. Sebab, kita mungkin telah kehilangan titik-titik hubung yang tepat untuk terkoneksi dengan pribadi dan bangsa lain. Atau lebih parah lagi, kita telah kehilangan titik-titik hubung yang tepat dengan dunia di dalam diri kita sendiri. Jika diteruskanpun, segala hubungan bahkan akan menjadi lebih buruk. Ini adalah sebuah hukum pemberdayaan yang telah berusia ribuan tahun.
Jargon yang trendy saat ini dan terdengar setiap hari adalah refleksi dari kesadaran merasa bersalah itu. Back to nature, go green, kembali ke alam, ramah lingkungan, recycle, dan seterusnya. Semua itu, adalah cerminan kita yang sungguh ingin mengoreksi segala keadaan buruk yang telah kita ciptakan sendiri sebelumnya. Jika memang mau demikian, mengapakah tidak kembali ke asal?
Dalam skala pribadi apa yang kita butuhkan adalah membangun kekuatan diri yang mampu bertanggungjawab dalam menegasi diri sendiri. Hanya itulah yang paling indah di dunia ini, sebab keindahan adalah kemampuan mengendalikan pikiran dan perasaan dalam cara yang paling memberdayakan dan memastikan pertumbuhan.
Dengan demikian, kita bisa berharap bahwa segala tindakan kita bukanlah sekedar reaktif melainkan juga kreatif.

Sumber :
http://blog.qacomm.com/termodinamika-zona-nyaman/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar