Karena perbedaan suhu yang kecil (berkisar 20 derajat celcius), maka efisiensi mesin kecil. Dengan demikian, kendala pada penerapan teknologi konversi energi panas laut adalah pada efisiensi pemompaan yang masih rendah, sehingga diperlukan pengembangan teknologi pompa dan mengatasi korosi pada pipa dengan teknologi material.
Cara kerja OTEC serupa dengan pembangkit listrik uap konvensional. Air laut hangat dimasukkan ke dalam sebuah ruang vakum sebagian (ingat bahwa titik didih air bergantung pada tekanannya, dan pada tekanan rendah, titik didih air adalah rendah). Uap air yang memuai digunakan untuk memutar turbin. Uap sisa yang tak terpakai dimampatkan dalam kondensor oleh air laut dingin yang dipompa dari kedalaman sekitar 1 km. Alternatif untuk meningkatkan aspek ekonomis OTEC adalah menggunakan sistem siklus tertutup, yaitu Hybrid OTC System. Dalam sistem ini suatu fluida kerja amonia diuapkan dan dimampatkan melalui pertukaran panas dengan air laut hangat dan dingin. Ini memberikan suatu beda tekanan lebih besar pada turbin.
Efisiensi mesin yang rendah menyebabkan perlunya memompa jumlah air laut yang banyak untuk disirkulasi. Tetapi pemompaan volum air laut yang besar menguntungkan dari aspek lingkungan. Air dalam yang dingin jenuh dengan nitrogen dan bahan makanan. Ketika air dalam ini disirkulasi ke permukaan, maka air yang kaya bahan makanan ini terpaparkan ke sinar matahari. Ini akan menghasilkan ledakan pertumbuhan fitoplankton (rantai makanan paling bawah), yang dapat dimiripkan ketika pupuk ditambahkan pada tanah persawahan. Jadi, pembangunan pembangkit listrik OTEC selain menghasilkan energi listrik bebas polusi, juga akan meningkatkan bahan pangan bagi rantai makanan di lautan.
Potensi panas laut di Indonesia yang berkisar 2,5 X 10²³ joule dapat menghasilkan daya listrik sekitar 240 000 MW. Daerah di Indonesia yang dapat dikembangkan menjadi sumber OTEC adalah berjarak 50 km dari pantai dengan luas 1000 km pangkat persegi, terutama di kawasan timur Indonesia, seperti laut Banda. Di situ kedalaman lautnya lebih dari 500 m dan tergolong tenang. Adapun pengembangan teknologi pembangkit listrik OTEC di Indonesia baru mencapai percontohan yang kapasitasnya 100 kW.
Pembangkit listrik OTEC dengan menggunakan fluid a kerja Freon telah dikembangkan di Jepang di kepulauan Naura dan Amerika Serikat di pantai Kona kepulauan Hawaii. Pembangkit listrik OTEC tidak memerlukan bahan bakar lain, sehingga di masa depan mungkin saja OTEC akan banyak dibangun dan siapa tahu Anda terlibat dalam proyek pembangun OTEC di Indonesia.
Gambar : Pusat
pembangkit mini-OTEC yang dilukiskan disini adalah suatu mesin kalor
yang bekerja pada perbedaan subu antara air permukaan laut bersuhu
hangat dan air dalam bersuhu dingin.
Gambar : Diagram Kerja Sebuah Sistem Hybrid OTEC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar