Dalam
ilmu kimia, garam adalah senyawa
ionik yang terdiri dari
ion positif (kation)
dan ion negatif (anion),
sehingga membentuk senyawa netral (tanpa bermuatan). Garam terbentuk dari hasil reaksi
asam dan basa. Natrium klorida (NaCl),
bahan utama garam dapur
adalah suatu garam.
Larutan garam dalam air
merupakan larutan elektrolit,
yaitu larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Cairan dalam
tubuh makhluk hidup mengandung larutan garam, misalnya sitoplasma dan darah.
Reaksi kimia untuk menghasilkan
garam antara lain :
- Reaksi antara asam dan basa, misalnya HCl + NH3 → NH4Cl.
- Reaksi antara logam dan asam kuat encer, misalnya Mg + 2 HCl → MgCl2 + H2
Garam terbentuk dari hasil reaksi antara senyawa asam dengan
senyawa basa. Reaksi asam dan basa ini kemudian disebut reaksi penggaraman.
Garam bersifat netral sehingga mempunyai pH=7.
Sifat-sifat
garam diantaranya sebagai berikut:
1.
Mempunyai rasa asin
2.
Dapat menghantarkan arus listrik
3.
Tidak mengubah warna kertas lakmus
merah maupun biru
4.
Memiliki pH netral sekitar 7
5.
Terbentuk dari sisa asam dengan sisa
basa
6.
Senyawa yang terdiri dari unsur
logam dan non logam, misalnya NaCI dimana natrium (Na) termasuk logam dan
clorida (CI) termasuk unsur non logam.
Macam-macam
Jenis Garam :
Biasanya zat garam mineral terdapat
pada minuman yang kita minum dan juga pada makanan yang kita makan. Beberapa
kegunaan dan fungsi dari garam mineral :
- Yodium / Iodium / I
Zat
mineral yodium biasanya terdapat pada garam dapur yang tersedia bebas di
pasaran, namun tidak semua jenis dan merk garam dapur mengandung yodium. Yodium
berperan penting untuk membantu perkembangan kecerdasan atau kepandaian pada
anak. Yodium juga dapat membatu mencegah penyakit gondok, gondong atau
gondongan. Yodium berfungsi untuk membentuk zat tirosin yang terbentuk pada
kelenjar tiroid.
- Phospor / Fosfor / P
Fosfor berfungsi untuk pembentukan
tulang dan membentuk gigi.
- Cobalt / Kobal / Kobalt / Co
Cobalt
memiliki fungsi untuk membentuk pembuluh darah serta pembangun B.
- Chlor / Klor / Cl
Chlor
digunakan tubuh kita untuk membentuk HCl atau asam klorida pada lambung. HCl
memiliki kegunaan membunuh kuman bibit penyakit dalam lambung dan juga
mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin.
- Magnesium / Mg
Fungsi
atau kegunaan dari magnesium adalah sebagai zat yang membentuk sel darah merah
berupa zat pengikat oksigen dan hemoglobin.
- Mangaan / Mangan / Mn
Mangaan berfungsi untuk mengatur
pertumbuhan tubuh kita dan sistem reproduksi.
- Tembaga / Cuprum / Cu
Tembaga
pada tubuh manusia berguna sebagai pembentuk hemo globin pada sel darah merah.
- Kalsium / Calcium / Ca
Kalsium
atau disebut juga zat kapur adalah zat mineral yang mempunyai fungsi dalam
membentuk tulang dan gigi serta memiliki peran dalam vitalitas otot pada tubuh.
- Kalium / K
Kalium kita butuhkan sebagai
pembentuk aktivitas otot jantung.
- Zincum / Zinc / Seng / Zn
Seng
oleh tubuh manusia dibutuhkan untuk membentuk enzim dan hormon penting. Selain
itu zinc juga berfungsi sebagai pemelihara beberapa jenis enzim, hormon dan
aktifitas indera pengecap atau lidah kita.
- Sulfur atau Belerang
Zat ini memiliki andil dalam
membentuk protenin di dalam tubuh.
- Natrium / Na
Natrium
adalah zat mineral yang kita andalkan sebagai pembentuk faram di dalam tubuh
dan sebagai penghantar impuls dalam serabut syaraf dan tekanan osmosis pada sel
yang menjaga keseimbangan cairan sel dengan cairan yang ada di sekitarnya.
- Flour / F
Flour
berperan untuk pembentuk lapisan email gigi yang melindungi dari segala macam
gangguan pada gigi.
Hubungan
Antara Garam dengan Es
Temperatur es dan air normalnya adalah 0 derajat Celsius,
tetapi itu tidak cukup dingin untuk dapat membuat es krim menjadi beku.
Temperatur yang diperlukan untuk membuat es krim adalah sebesar minus tiga
derajat Celsius atau lebih rendah. Tugas inilah yang dilakukan oleh garam.
Sesungguhnya banyak zat lain yang dapat berbuat hal yang sama tetapi garam
lebih murah, sehingga banyak digunakan untuk membuat es krim.
Ketika es dicampur dengan garam, sebagian membentuk air
garam dan es secara spontan terlarut dalam air garam, akibatnya air garam
semakin banyak. Di dalam segumpal es, air terstruktur membentuk tatanan
geometrik yang tertentu dan kaku. Tatanan yang kaku ini rusak ketika diserang
oleh garam, maka molekul-molekul air selanjutnya bebas bergerak ke mana-mana
dalam wujud cair.
Tetapi merusak struktur padat molekul-molekul es memerlukan
energi. Untuk sebongkah es yang hanya kontak dengan garam dan air, energi itu
hanya dapat diperoleh dari kandungan panas dalam air garam. Maka ketika es
mencair dan terlarut, proses ini meminjam panas dari air dan menurunkan
temperaturnya. Setelah temperatur dingin ini tercapai, dalam pemanfaatannya
campuran itu mendapatkan panas pengganti dari adonan es krim yang mengakibatkan
adonan es krim menjadi dingin dan beku.
Gabriel Daniel Fahrenheit, pencipta skala temperatur
Fahrenheit, menemukan bahwa garam yang dicampurkan ke es (pada temperatur sedikit
di bawah titik beku) memungkinkan titik beku lebih rendah daripada ketika es
hanya terdiri atas air. Dengan demikian, garam menyebabkan salju dan es
meleleh. Banyak orang belum menemukan cara lebih baik untuk melumer- kan es di
permukaan jalan dan trotoar selain menaburkan garam. Garam begitu efektif dalam
mencegah pembentukan es. Walaupun beberapa jenis bahan kimia telah dikembangkan
untuk mencairkan es, garam masih merupakan cara yang paling murah. Lalu mengapa
tidak semua orang menggunakan garam untuk mengatasi lapisan es? Pertimbangan
ekologi telah menyebabkan bebe-rapa pemerintahan daerah melarang penggunaan
garam. Garam me- rangsang korosi pada kendaraan, beton jalan, jembatan, dan
baja tak terlindung pada bangunan-bangunan sekitar. Garam juga berbahaya bagi
bermacam-macam tumbuhan. Efektivitas garam sebagai pengusir es juga memiliki
keterbatasan yang mencolok. Garam paling baik digunakan di jalan yang banyak
dilewati kendaraan; tanpa lalu lintas yang cukup untuk merangsang percampuran
es dan garam, batu es masih bisa terbentuk. Pada suhu lebih rendah dari
kira-kira --4"C, garam tidaklah terlalu efektif, karena pembentukan es
begitu cepat dan garam tidak memiliki peluang menurunkan titik beku. Garam yang
bertaburan di permukaan es juga tidak menghasilkan traksi untuk ban kendaraan
atau sol sepatu pejalan kaki. Sebaliknya, pasir menyediakan traksi yang baik
sekali untuk kendaraan ketika batuan kecil yang kasar itu bersentuhan dengan
ban, entah pasir itu terbenam sebagian di permukaan es atau bercampur dengan
lumpur atau salju. Pasir tidak memerlukan lalu lintas yang padat agar berfungsi
dengan efektif, tidak berbahaya bagi tumbuhan, kendaraan, atau jalanan sendiri.
Selain itu, pasir juga terhitung murah.
Hanya ada satu masalah dengan pasir: bahan ini tidak
melelehkan salju atau es. Dengan kata lain, garam mencoba mengatasi masalah
pada sumbernya, sedangkan pasir mencoba mengatasi gejalanya. Ada dinas
pekerjaan umum daerah yang bereksperimen dengan kombinasi pasir-garam.
Sebenarya kebanyakan pasir yang ditaburkan di jalanan sudah diberi sedikit
garam, untuk mencegah pasir membeku kemudian menggumpal bercampur dengan salju.
Meskipun garam jauh lebih mahal dibanding pasir,
pertimbangan biaya sering kali tidak menjadi alasan untuk lebih memilih pasir
daripada garam. Joseph DiFabio, dari New York State Department of
Transportation, menuturkan bahwa pram di Amerika memerlukan biaya sekitar dua
puluh dolar per ton, sedangkan pasir hanya lima dolar per ton. Namun pasir
harus diberikan dalam konsentrasi lebih besar daripada garam, sekitar tiga
kalinya.
Karena kontraktor pemeliharaan jalan harus menggunakan pasir
tiga kali lebih banyak untuk setiap kilometer yang sama, berarti truk mereka
harus pulang pergi tiga kali lebih banyak untuk mengangkut pasir dibandingkan
kalau menggunakan garam. Karena itulah, secara keseluruhan, selisih antara
memakai garam dan pasir bisa diabaikan.
Contoh
:
Es krim tidak lain berupa busa (gas yang terdispersi dalam
cairan) yang diawetkan dengan pendinginan. Walaupun es krim tampak sebagai
wujud yang padu, bila dilihat dengan mikroskop akan tampak ada empat komponen
penyusun, yaitu padatan globula lemak susu, udara (yang ukurannya tidak lebih
besar dari 0,1 mm), kristal-kristal kecil es, dan air yang melarutkan gula,
garam, dan protein susu. Berbagai standar produk makanan di dunia membolehkan
penggelembungan campuran es krim dengan udara sampai volumenya menjadi dua
kalinya (disebut dengan maksimum 100 persen overrun). Es krim dengan kandungan
udara lebih banyak akan terasa lebih cair dan lebih hangat sehingga tidak enak
dimakan.
Pembuatan es krim sebenarnya sederhana saja, yakni
mencampurkan bahan-bahan dan kemudian mendinginkannya. Air murni pada tekanan 1
atmosfer akan membeku pada suhu 0°C. Namun, bila ke dalam air dilarutkan zat lain,
titik beku air akan menurun. Jadi, untuk membekukan adonan es krim pun
memerlukan suhu di bawah 0°C. Misalkan adonan es krim dimasukkan dalam wadah
logam, kemudian di ruang antara ember kayu dan wadah logam dimasukkan es.
Awalnya, suhu es itu akan kurang dari 0°C (coba cek hal ini
dengan mengukur suhu es yang keluar dari lemari pendingin). Namun, permukaan es
yang berkontak langsung dengan udara akan segera naik suhunya mencapai 0°C dan
sebagiannya akan mencair. Suhu campuran es dan air tadi akan tetap 0°C selama
esnya belum semuanya mencair. Seperti disebut di atas, jelas campuran es krim
tidak membeku pada suhu 0°C akibat sifat koligatif penurunan titik beku.
Bila ditaburkan sedikit garam ke campuran es dan air tadi,
kita mendapatkan hal yang berbeda. Air lelehan es dengan segera akan melarutkan
garam yang kita taburkan. Dengan demikian, kristal es akan terapung di larutan
garam. Karena larutan garam akan mempunyai titik beku yang lebih rendah dari
0°C, es akan turun suhunya sampai titik beku air garam tercapai. Dengan kata
lain, campuran es krim tadi dikelilingi oleh larutan garam yang temperaturnya
lebih rendah dari 0°C sehingga adonan es krim itu akan dapat membeku.
Kalau campuran itu hanya dibiarkan saja mendingin tidak akan
dihasilkan es krim, melainkan gumpalan padat dan rapat berisi kristal-kristal
es yang tidak akan enak kalau dimakan. Bila diinginkan es krim yang enak di
mulut, selama proses pembekuan tadi adonan harus diguncang-guncang. Pengocokan
atau pengadukan campuran selama proses pembekuan merupakan kunci dalam
pembuatan es krim yang baik. Proses pengguncangan ini bertujuan ganda. Pertama,
untuk mengecilkan ukuran kristal es yang terbentuk; semakin kecil ukuran
kristal esnya, semakin lembut es krim yang terbentuk. Kedua, dengan proses ini
akan terjadi pencampuran udara ke dalam adonan es krim. Gelembung-gelembung
udara yang tercampur ke dalam adonan inilah yang menghasilkan busa yang seragam
(homogen).
Jadi dapat dikatakan bahwa apabila es ini ditaburi dengan
garam sehingga timbul reaksi kimia antara garam dan es. Hal ini membuat
permukaan es mencair dan membentuk larutan garam. Es akan menyerap panas dari
larutan garam ini sehingga larutan menjadi dingin dari 0 derajat celcius.
Selanjutnya, larutan garam menyerap panas dari es krim yang ada dalam tabung
melalui dinding tabung sehingga es krim ini menjadi dingin dan mengeras. Suhu
es krim ini tidak mungkin menjadi cukup rendah tanpa adanya penambahan garam.
Manakah yang lebih cepat mencair, es yang ditaburi garam, atau tanpa adanya
garam ?
a)
Isi masing masing gelas dengan es
batu kira kira ½ nya (jumlah sama).
b)
Masukkanlah satu sendok garam ke
dalam salah satu gelas tersebut.
c)
Letakkan kedua gelas tersebut di
tempat terbuka.
Apa
yang terjadi ?
Es
batu di dalam gelas dengan adanya garam akan lebih cepat mencair daripada es
batu tanpa adanya garam.
Garam yang ditambahkan pada es batu akan dapat menurunkan
titik leleh es batu. Karena itu, es batu dengan adanya garam akan lebih cepat
mencair daripada es batu tanpa adanya garam. Es batu tanpa danya garam akan
tetap mencair akibat panas yang berasal dari lingkungan. Panas ini juga
mempengaruhi mancairnya es batu dengan garam. Akibatnya, air yang ada di dalam
gelas yang berisi es batu dan garam lebih banyak daripada gelas yang berisi es
batu tanpa adanya garam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar